Ayam Asap Jadi Inovasi Baru Peternak Curah Leduk, Desa Banyuanyar, Banyuwangi adminwebex01 October 6, 2025

Ayam Asap Jadi Inovasi Baru Peternak Curah Leduk, Desa Banyuanyar, Banyuwangi

https://p3m.polije.ac.id/blogs/ayam-asap-jadi-inovasi-baru-peternak-curah-leduk-desa-banyuanyar-banyuwangi
Banyuwangi — Sebagian besar peternak ayam di Dusun Curah Leduk, Desa Banyuanyar, Kabupaten Banyuwangi, selama ini masih menjual ayam hidup atau karkas segar dengan nilai tambah yang relatif rendah. Kini, inovasi produk ayam asap hadir sebagai solusi yang tidak hanya meningkatkan keuntungan, tetapi juga memperpanjang daya simpan daging ayam.

Di Banyuwangi sendiri, ayam pedas berbahan utama ayam asap telah dikenal luas sebagai salah satu ikon kuliner khas daerah. Olahan ini disajikan dengan bumbu rempah khas yang menonjolkan cita rasa lokal. Kehadiran produk ayam asap tidak hanya memperkaya khazanah kuliner Banyuwangi, tetapi juga membuka peluang bagi peternak untuk terlibat langsung dalam rantai pasok kuliner khas daerahnya.

Kelompok Ternak Curah Leduk menjadi mitra kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) DPPM 2025 yang digagas oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Jember (Polije), terdiri atas Aryanti Candra Dewi, S.Pt., M.Sc., Prof. Dr. Ir. Rr. Merry Muspita Dyah Utami, MP., IPM., dan Ir. Dian Hartatie, MP., serta didampingi dua mahasiswa. Program ini dirancang untuk membekali peternak dengan keterampilan komprehensif, mulai dari budidaya ayam, pengolahan ayam asap, pengemasan, pelabelan, hingga pemasaran digital melalui e-commerce.

Pada sesi pertama, para peternak mengikuti pelatihan budidaya ayam yang mencakup pemilihan bibit unggul, pemberian pakan, manajemen kandang, dan penerapan biosecurity.

“Produk olahan yang berkualitas selalu berawal dari ternak yang sehat. Ayam yang dipelihara dengan baik akan menghasilkan daging segar dan aman untuk diolah,” jelas Prof. Dr. Ir. Rr. Merry Muspita Dyah Utami, MP., IPM.

Antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari keaktifan mereka dalam sesi diskusi. Salah satu peserta, Ibu Roro, menanyakan tips meningkatkan performa ayam agar tumbuh lebih optimal.

Kegiatan berlanjut dengan pelatihan pengolahan ayam asap, mencakup pembersihan karkas, proses marinasi, hingga penggunaan alat smoker. Metode yang diperkenalkan adalah cold smoked, yakni pengasapan dengan suhu rendah yang menghasilkan aroma asap kuat tanpa membuat daging menjadi kering. Peserta juga dikenalkan perbedaan dengan metode hot smoked yang menggunakan suhu tinggi.

Kayu keras seperti nangka dan rambutan dipilih sebagai bahan bakar untuk menghasilkan aroma harum tanpa meninggalkan rasa pahit.

“Pemilihan bahan bakar sangat menentukan cita rasa ayam asap. Kayu yang tepat memberi aroma sedap tanpa merusak rasa daging,” ungkap Aryanti Candra Dewi, S.Pt., M.Sc.

Setelah tahap pengasapan, peserta mempraktikkan pengemasan produk menggunakan plastik vakum agar higienis dan lebih tahan lama. Mereka juga dilatih membuat label produk berisi identitas merek, komposisi, berat bersih, tanggal produksi, dan kedaluwarsa, sesuai standar industri pangan.

Tidak berhenti pada pengolahan, tim juga memperkenalkan strategi pemasaran digital. Peternak diajarkan memanfaatkan platform seperti Shopee, TikTok Shop, dan website toko online untuk memperluas jangkauan pasar. Mahasiswa pendamping turut membantu dalam proses pembuatan akun toko daring dan unggahan produk.

Salah satu peserta, Pak Eko, menyampaikan kesan positifnya setelah mengikuti kegiatan ini.

“Kami biasanya hanya menjual ayam hidup dengan keuntungan tipis. Setelah ikut pelatihan, kami punya produk olahan yang bisa dijual lebih mahal dan tahan lama,” ujarnya.

Menurut Ir. Dian Hartatie, MP., potensi pasar ayam asap sangat menjanjikan.

“Pemasaran digital memberi peluang lebih luas. Produk lokal bisa menembus pasar lintas daerah bahkan berpotensi ekspor,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini, sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan peternak terbukti mampu memberikan dampak nyata. Peternak yang semula hanya menjual ayam hidup kini memiliki produk olahan bernilai tambah tinggi. Inovasi ayam asap menjadi tonggak baru dalam pengembangan ekonomi lokal berbasis peternakan di Banyuwangi.

Write a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Scroll to Top